Petala
dunia mengisahkan serpihan luka
Tentang
lelaki hujan
Diamnya kini menopang tubuhnya yang kian rapuh
termakan usia
Di antara bilik tirai jendela
Ia tetap setia dengan alunan melody yang
mengiringi nyanyian rinainya…
“
Aih, sempurnalah lukanya
Tentang lelaki hujan yang kehilangan kekasihnya
Bahkan lengkungan sabit di bibirnya
Tak lagi tampak, hanya semburat muram yang
terbias jelas di raut wajahnya
“
Lelaki hujan
Masih terus memandang senja dan rintiknya
Yang akhirnya mencipta warna-warni pelangi
Dengan lengkungnya yang menghiasi batas
cakrawala
“
Heningnya adalah sunyi tiap sudut hati yang
kehilangan akan rasa cintanya
Pada perempuannya yang kini telah tiada
Menjelma menjadi sebaris kenangan bersama
rinainya
Mengeja aksara dalam untaian airmata…
*Puisi ini telah terangkum dalam Buku Antologi Puisi "Senandung Syair Cinta" - 2A Dream Publishing 2013
0 komentar:
Posting Komentar