Penyihir Aksara (Malaikat Salju)

Do'a Kalimat Pena By. Muhrodin "AM"

29
April

By. Muhrodin “AM”*
***
Di tepi Serayu, kunikmati hembusan angin senja yang menerpa tubuhku tanpa dirimu.
Kulihat sang surya mulai tenggelam di antara bayang-bayang langit yang mulai menghitam. Perlahan, kenangan bersamamu hadir merajai segala pikiran dan kekosongan hatiku...
“Aku mencintaimu...” katamu waktu itu seraya menenggelamkan kepalamu kedalam dada bidangku. Aku tak cukup mengerti  kenapa waktu itu Akupun begitu mencintaimu. Bodoh sekali!
~ ~ ~
Kita saling berbagi, tertawa, menghabiskan sisa senja di tepi Sungai Serayu yang menjadi saksi bisu akan cintaku padamu. Namun kini semuanya berakhir sudah, Kau telah pergi bersama Dia, orang yang telah kau cintai, dan rela meninggalkan aku, orang yang mencintaimu lebih dari siapapun yang dicintai.
Aku tenggelam dalam kesedihan yang mendera hatiku, batinku terluka, kasih sayang dan ketulusan cinta yang kuberikan untukmu ternyata kau balas dengan kepedihan yang mampu meluluhlantahkan jiwaku.
Aku menyesali kebodohanku, karena telah setia kepada wanita yang jelas-jelas mengkhianatiku.
Kucoba menatap langit di penghujung senja, menumpahkan segala beban yang tercipta di antara hati yang terluka. Aku lelah dengan segala rasa yang tak seharusnya ada di antara kita. Biarlah Aku hidup tanpa cintamu, ‘kan kucoba diri ini untuk melupakan segala kenangan indah bersamamu. Aku percaya, Aku akan mampu untuk bernapas tanpamu.
~  ~ ~
Kita tercipta memang bukan untuk bersama, Aku dijalanku, dan kau... telah memilih jalanmu sendiri bersama orang yang kau cintai, dan itu bukan aku!
Cukup lelah aku mencintaimu, menjaga kesetiaan ini hanya untukmu, namun kau tetap tak bisa menghargai akan perasaanku. Aku memang jauh dari sempurna, tak bisa memberikan Apa-apa yang kau minta, tapi aku punya cinta. Hanya kesetiaan cinta yang dapat kusematkan, namun kau anggap itu semua tidak ada artinya.
~ ~ ~
kini, aku mulai mencoba untuk bernapas tanpamu. Daripada harus mati secara perlahan-lahan karena cintamu yang tak pantas untuk kudapatkan.
Aku bukan dia yang bisa memberikan segalanya, aku bukan dia yang mampu membius setiap orang dengan rayuan gombalnya, dan aku buka dia yang selalu membuatmu tertawa, hingga kau melupakan aku bahkan telah mencampakkanku begitu saja.
Tapi, aku hanya manusia biasa, sebatas memiliki kesetiaan dan cinta yang akan aku berikan teruntuk Bidadari Syurga yang mampu mengerti dengan segala kekurangan dan kelebihannya, dengan segala beda yang tercipta di antara manusia. Bidadari yang mampu menerima aku dengan apa adanya.
Biarlah aku bernapas tanpamu. Meskipun dulu kita pernah mengikat sebuah rasa, tapi tidak untuk selamanya.
~ ~ ~
Meski jujur kuakui, aku masih mencintaimu, dan aku sakit tiap kali harus melihatmu bersamanya. Bercanda, tertawa, hingga hatiku semakin terluka.
Mungkin teramat sulit bagiku untuk melupakanmu, seperti halnya aku harus bernapas tanpamu. Rasa ini sungguh sulit untuk kusingkirkan, apalagi harus kumusnahkan.
Tapi, bukan diriku jika masih mau terus terpuruk dengan kesakitan, dan itu bukanlah aku, jika masih mau tenggelam dalam kesedihan yang tak berkesudahan.
Aku, dengan segala rasa yang kumiliki, percaya bahwa esok akan ada keindahan dan kebahagiaan untukku, di hari baru aku akan mulai mencoba tuk bernapas tanpamu.
~ ~ ~
Sang surya benar-benar telah tenggelam keperaduaannya. Aku masih duduk termenung di antara bebatuan yang berada di tepi Sungai Serayu.
Dalam diam, kusempatkan tanganku untuk menggenggam sebuah batu hitam dan siap kulemparkan jauh-jauh ke tengah sungai hingga tenggelam bersama kenangan yang selama ini telah bersemayam. Kenangan yang telah menorehkan luka di lubuk hati yang paling dalam.
“Selamat tinggal, kenangan...” bisikku dalam hati, sebelum aku benar-benar beranjak pergi.
~ ~ ~
Senyum getir mewarnai hatiku. Biarlah Aku bernapas tanpamu...

Karena cinta suciku, hanya pantas kuberikan kepada wanita yang telah Allah ciptakan dari tulang rusukku, dan itu bukan kamu! ...

The End...
“Al-ihya’ Ulumaddin,
12 Oktober 2012”

0 komentar:

Posting Komentar

X-Steel - Link Select

About this blog

Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog

salju

Blog Archive