Penyihir Aksara (Malaikat Salju)

Do'a Kalimat Pena By. Muhrodin "AM"

17
April

By. Muhrodin “AM”*
***
            Tak seharusnya hamba menyalahkan ketentuan Tuhan, oleh karena adanya diri yang tak pernah menemukan setitik kedamaian. Ah, naïf sekali hamba ini, telah ‘ku pahami adanya diri yang berselimut nista. Dengan segala kesadaran yang penuh akan seluruh; dosa yang tercipta tiada terkira. Andai bumi yang berlapis-lapis, dan titik paling tinggi yang bernama lazuardi serta luas lautan disatukan, mungkin tiadalah dapat untuk mengukur segala dosa yang telah kutorehkan dalam kanvas kehidupan…
            Aku lalai, Tuhan…
            Dalam jelaga nista yang tersemat dalam hati yang durjana, hamba menguntai do’a pada Tuhan yang karena Dia-lah segala yang ada dan yang tiada telah terangkum dalam kamus kuasa. Hamba, yang berselimut dosa, dengan segala kerendahan hati yang telah ternoda, tak pernah lelah dalam meminta ; Tuhan, Ampunilah segala dosa-dosa yang telah menemani tiap langkah ini, tiap hembus nafas ini, tiap segala apa yang telah menjadikan hamba semakin nista diantara hulubalang Tuhan yang senantiasa melaksanakan perintahnya dan menjauhi segala larangan-Nya…
            Hamba ; Hulubalang Tuhan…
            Aku tak tahu, apa hendak yang ‘kan kutorehkan dalam lembar kertas penuh debu ini, selayak hamba yang pada tiap hembusan nafas dijiwa adalah dosa, noda dan nista…
            Hanya renungan ilusi yang menemani senjaku pada tepian temaram malam ini. Selebihnya mungkin titian masa depan dan penyesalan yang tiada berperi, sebab dalam hidup yang terpatri hanyalah dosa dan nista yang mungkin tiada terampuni, dan yang pantas untuk menempatkanku mungkin hanyalah neraka paling jahannam, hingga Tuhan dapat memberikan ampunan bagi hamba hingga akhir masa kehidupan, yang sekali lagi mungkin itu adalah sebuah rahmat dan anugerah paling istimewa dari Tuhan yang tak ‘kan pernah mungkin untuk kudustakan…
            Allah yaa Rabb…
Hamba tak hendak meminta lebih, hanya ampunan dan keridloan-Mu yang senantiasa kuharapkan dalam menemani tiap derap langkah hidup di Dunia fana ini, seperti sayatan sembilu tiap kuingat lagi dan lagi akan dosa bertabur nista yang tengah mendera sebagian hati yang terasa mati ; Hamba bersimpuh dalam untaian air mata, dan hanya mengharap ampunan dari-Mu, Tuhan… Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang…
            Hamba; Sang Pendosa…
             Ah, naïf sekali rasanya. Sesiapa hamba yang tercipta, mungkin tak akan pernah ada yang meminta ia akan bersama jilatan api neraka dan sengatan ular berbisa dalam keabadian yang bernama Neraka. Tapi, sesiapa pula yang hendak menjamin dirinya untuk bersih dari segala dosa dan nista dalam tiap menjalani kehidupan di Dunia, tak terkecuali yang berkata dalam tiap untainya adalah jalan menuju telaga nista bersama air mata. Tapi, sekali lagi… itu bukanlah inginku, Tuhan… Hamba dengan segala nista dan dosa yang tercipta, selalu berharap akan ampunan dan keridloan-Mu, hingga akhir dari muara kehidupan ini adalah Syurga-Mu yang Abadi…
Tuhan, dalam telaga Nista, Hamba merindu akan dekapan cinta kasih sayang-Mu… Hingga nanti kuterlelap bersama mimpi paling indah, sebab kidung cinta yang tercipta begitu syahdu, selayak air terjun dalam taman syurga yang penuh cinta dan keindahan ; yang keindahannya sungguh tiada terbantahkan.
            Hamba ; Dalam Nista dan Dosa, Keridloan Tuhan adalah yang utama…
Sejak bumi diciptakan, Tuhan telah merencanakan dimana hamba akan di tempatkan. Dan jawaban paling nyata untuk hamba yang penuh nista adalah… Kupasrahkan segalanya pada-Mu, Tuhan… Hanya Pada-Mu… selebihnya, keridloan-Mu yang selalu kurindu, meski kutahu, tak sepantasnya hamba meminta akan hal itu. Namun, izinkanlah dalam dzikirku, dalam taubat hambamu, merasakan cecap manis dan kesejukan hati dalam telaga bening-Mu… dalam Syurga-Mu…


PPAI, 03072013*

*Cerita ini telah terangkum dalam Buku Antologi Cerpen "Cerita dan Sujudku dalam Ramadhan" - Ae Publishing 2013

0 komentar:

Posting Komentar

X-Steel - Link Select

About this blog

Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog

salju

Blog Archive