By. Muhrodin “AM”
***
Sumber Gambar: https://www.google.com/search?q=laut+malam&newwindow
Adakah rasa yang lebih
indah dari ketika hujan datang menyapa? Dan adakah kedamaian bagi sebongkah
hati yang biliknya kian terlukai? Sepertinya tidak bagi Bayu, laki-laki yang
baru beberapa hari lalu ditinggal pergi oleh kekasihnya, hatinya masih tergores
luka, ia tak pernah menyangka, Tuhan akan secepat itu mengambil nyawa
kekasihnya dari sisinya. O, betapa ia merasa terpukul. Kenangan bersama Aliya
di pantai teluk penyu, ternyata menjadi kenangan terakhir yang terlalu pahit
untuk dikenang tafsirkan.
---__---
“Bayu, ayo kejar aku,”
pinta Aliya dengan terus mengurai senyum di bibir manisnya. Sesekali ia
berhenti untuk menggoreskan ranting kayu yang dipegangnya di atas pasir pantai.
–I Love You, Bayu… -- yang kemudian kekata itu hanyut terempas desir ombak di
lautan.
Bayu bahagia bisa
memiliki Aliya, baginya wanita yang kini tengah bermain-main dengan ombak tak
ubahnya bidadari di lengkung pelangi. Wajahnya berpancarkan aura keteduhan. Matanya
jeli bak mutiara di laut karam. Alisnya lengkung bulan sabit, dan bibirnya
selaksa kelopak mawar yang menggiurkan. Bidadari yang Tuhan ciptakan untuk melengkapi
kebahagiaannya dalam mengarungi bahtera kehidupan.
“Bayu, senjanya indah
sekali.” Masih dengan senyum khasnya Aliya mengaketkan Bayu yang sedari tadi
melamunkan Aliya, kekasihnya.
“Kamu kenapa?” Aliya
bertanya penuh perasaan, setelah dilihatnya Bayu hanya terdiam dengan mata yang
terpaku pada guratan merah saga yang menghiasi lukisan Tuhan.
Sejenak Bayu tertegun, kemudian senyumnya mengembang
bersamaan dengan pandangan matanya yang beralih pada kekasihnya.
“Aku bahagia bisa
bersamamu, Aliya…” jawabnya, jujur.
Aliya tersipu malu, rona itu tercipta menghiasi putih
pipinya.
Sekejap, Aliya telah tenggelam dalam peluk kasih
Bayu.
“Mari kita pulang,
hari sudah mulai gelap,” ajak Bayu akhirnya, yang kemudian anggukan kecil dari
Aliya mengakhiri sepotong kenangan yang tak ‘kan pernah terlupakan.
---__---
Kenangan itu kembali
merajai hatinya, alur yang diharapkan akan bermuara kebahagiaan tapi ternyata
membuatnya ia karam di laut terdalam.
PPAI, 05012014
0 komentar:
Posting Komentar