By.
Muhrodin “AM”*
Mendung
hitam mulai bergelayut di batas cakrawala, senja diteluk pantainya kian
mendekati laut malam. Aku masih memandang jauh ke samudra yang seperti tak
bertepi.
Pantai
teluk penyu, tempat wisata yang sangat eksotik dibelahan kota Cilacap, tempat
yang begitu indah untuk melihat pemandangan laut dan pulau nusakambangan. Aku
sering menghabiskan sisa senja diatas terdam tempat pemecah gelombang, dengan
sesekali merasakan semilir angin yang berhembus. Mengagumi kuasa Tuhan dengan
kanvas yang telah dilukiskan hingga panorama itu benar-benar mampu menawan
hatiku.
Sejauh mata memandang, kerinduan itu
merasuk kedalam sukmaku, tentang seuntai rasa dan cinta yang ingin kusematkan
pada seorang wanita yang cintanya ingin
kumiliki.
Dia,
wanita yang selama ini selalu menemani bayang-bayang ilusi, wanita yang menjadi
sumber inspirasi untuk sekedar mencipta nyanyian tentang kerinduan ini.
Dia wanita yang selama ini sangat
kucintai…
Namun, rasa ini seperti terhimpit
bumi. Aku seperti hendak menggapai altair dilangit tinggi, kerlipnya yang suci
seperti tak akan mampu untuk kumiliki. Dia, wanita yang sangat sempurna
dimataku. Kurasa semuanya pun mengerti akan hal itu, gadis manis yang menjadi
bunga ditaman syurga tempat aku menggapai mimpi.
Kampus biru, aku melukis bayangan
wajahnya dikelas yang sendu, dengan rinai hujan yang kunikmati gemericik airnya
dibalik tirai jendela kelas yang hanya tinggal diriku dengan bangku-bangku
kosong yang kutahu selamanya akan tetap bisu.
Cinta itu, benar-benar telah
mengambil separuh hati yang kumiliki, bersemi bersama rindu yang selamanya
hanya mampu kusimpan dan mustahil untuk kusampaikan meski hanya lewat semilir
angin dan gemercik air hujan yang selalu menemaniku dalam kesunyian.
Berharap cinta ini mampu berlabuh pada
sebuah dermaga kebahagiaan. Bermuara hingga kelak menuju cahaya kesucian cinta
yang berakhir pada keabadian. Namun, entahlah…
Aku hanya bisa berharap suatu saat
nanti, dimana rindu dan cinta ini sudah tak mampu untuk kusimpan dalam relung
hati yang suci, Tuhan akan mempersatukan cinta kita dalam ikatan yang suci nan
abadi…
Niezha Navitadea, seraut wajah yang
laiknya sang bidadari taman hati, menghiasi cahaya mimpi-mimpi yang indah dalam
mihrab kasih yang sejati. Rinduku sempurna… bersama awan yang berarak menjauh
pergi, setelah kita saling mengenal dalam diam. Kuutarakan niat suci ini untuk
meminangmu dimalam yang penuh cahaya kasih cinta yang suci.
Ku tak pernah menyangka, dia telah
menerima cintaku dengan sepenuh hati dan cinta yang sama seperti yang kumiliki,
aku bahagia… wanita yang selama ini hanya dalam bayang-bayang ilusi telah
menjadi bidadari yang selalu mendampingiku dalam hidup hingga akhir hayat nanti.
Dia,
wanita yang selama ini menjadi cinta impianku, telah menjadi pendamping didunia
hingga disyurga-Nya…
*Cerita ini telah terangkum dalam Buku Antologi FF dan Puisi "My Love Dream" - Soega Publishing 2012
0 komentar:
Posting Komentar