Penyihir Aksara (Malaikat Salju)

Do'a Kalimat Pena By. Muhrodin "AM"

17
April

By. Muhrodin “AM”*

Mendung hitam mulai bergelayut di batas cakrawala, senja diteluk pantainya kian mendekati laut malam. Aku masih memandang jauh ke samudra yang seperti tak bertepi.
Pantai teluk penyu, tempat wisata yang sangat eksotik dibelahan kota Cilacap, tempat yang begitu indah untuk melihat pemandangan laut dan pulau nusakambangan. Aku sering menghabiskan sisa senja diatas terdam tempat pemecah gelombang, dengan sesekali merasakan semilir angin yang berhembus. Mengagumi kuasa Tuhan dengan kanvas yang telah dilukiskan hingga panorama itu benar-benar mampu menawan hatiku.
            Sejauh mata memandang, kerinduan itu merasuk kedalam sukmaku, tentang seuntai rasa dan cinta yang ingin kusematkan pada seorang wanita yang cintanya  ingin kumiliki.
Dia, wanita yang selama ini selalu menemani bayang-bayang ilusi, wanita yang menjadi sumber inspirasi untuk sekedar mencipta nyanyian tentang kerinduan ini. Dia  wanita yang selama ini sangat kucintai…
            Namun, rasa ini seperti terhimpit bumi. Aku seperti hendak menggapai altair dilangit tinggi, kerlipnya yang suci seperti tak akan mampu untuk kumiliki. Dia, wanita yang sangat sempurna dimataku. Kurasa semuanya pun mengerti akan hal itu, gadis manis yang menjadi bunga ditaman syurga tempat aku menggapai mimpi.
            Kampus biru, aku melukis bayangan wajahnya dikelas yang sendu, dengan rinai hujan yang kunikmati gemericik airnya dibalik tirai jendela kelas yang hanya tinggal diriku dengan bangku-bangku kosong yang kutahu selamanya akan tetap bisu.
            Cinta itu, benar-benar telah mengambil separuh hati yang kumiliki, bersemi bersama rindu yang selamanya hanya mampu kusimpan dan mustahil untuk kusampaikan meski hanya lewat semilir angin dan gemercik air hujan yang selalu menemaniku dalam kesunyian.
            Berharap cinta ini mampu berlabuh pada sebuah dermaga kebahagiaan. Bermuara hingga kelak menuju cahaya kesucian cinta yang berakhir pada keabadian. Namun, entahlah…
            Aku hanya bisa berharap suatu saat nanti, dimana rindu dan cinta ini sudah tak mampu untuk kusimpan dalam relung hati yang suci, Tuhan akan mempersatukan cinta kita dalam ikatan yang suci nan abadi…
            Niezha Navitadea, seraut wajah yang laiknya sang bidadari taman hati, menghiasi cahaya mimpi-mimpi yang indah dalam mihrab kasih yang sejati. Rinduku sempurna… bersama awan yang berarak menjauh pergi, setelah kita saling mengenal dalam diam. Kuutarakan niat suci ini untuk meminangmu dimalam yang penuh cahaya kasih cinta yang suci.
            Ku tak pernah menyangka, dia telah menerima cintaku dengan sepenuh hati dan cinta yang sama seperti yang kumiliki, aku bahagia… wanita yang selama ini hanya dalam bayang-bayang ilusi telah menjadi bidadari yang selalu mendampingiku dalam hidup hingga akhir hayat nanti.

Dia, wanita yang selama ini menjadi cinta impianku, telah menjadi pendamping didunia hingga  disyurga-Nya…

*Cerita ini telah terangkum dalam Buku Antologi FF dan Puisi "My Love Dream" - Soega Publishing 2012

0 komentar:

Posting Komentar

X-Steel - Link Select

About this blog

Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog

salju

Blog Archive