Penyihir Aksara (Malaikat Salju)

Do'a Kalimat Pena By. Muhrodin "AM"

25
Agustus

Pembelian 10 buku gratis ongkir. (Alamat Indonesia)

Hujan pun Enggan Berbisik


Penulis: Muhrodin 'AM'Penyunting : Lavira Az-Zahra
Tata Letak : Lavira Az-Zahra
Desain Sampul : Lavira Az-Zahra dan Vindy Putri 

Redaksi Pena House:
Jalan KNPI Gg. Cendrawasih, Bangkle, Blora, Jawa Tengah 58200
Telepon : 0899-571-8264
Email : azzahra.house834@gmail.com
Facebook: CV. Pena House Agency
Website : penahouseagency.blogspot.com

Cetakan I, Agustus 2015
ISBN : 978-602-389-030-9

Hak Cipta dilindungi undang-undang
Dilarang keras memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apapun secara elektronik maupun mekanik, termasuk memfotokopi, merekam atau dengan teknik perekam lainnya tanpa izin tertulis dari penulis.

Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT)
Hujan pun Enggan Berbisik, Editor: Lavira Az-Zahra -
Blora: Pena House, 2015
178 hlm, 13x19 cm.

I. Judul II. Hujan pun Enggan Berbisik

Harga:
35ribu. (umum)

Pemesanan:
HPEB_nama_alamat lengkap_jumlah buku yang dipesan.
Kirim ke 08995718264

Sinopsis:

Hujan adalah saat paling mengerti
Bila sebongkah hati tengah berkawan sepi

Mengeja hujan-Mu, aku…
Tiada yang paling syahdu 
di saat hati tengah diredam rindu
Kepada hujan yang kali ini bergemirincing
Kusapa kau dengan rinduku, 
“Adakah bebisik mesra agar hatiku tak lagi cemburu?”

Safira, sedang apakah dirimu? Tidakkah kau merasa, 
atau setidaknya Tuhan telah berkirim risalah rindu ini 
dengan lantaran jatuhnya bulu mata? 
Sebagai sinyal rinduku yang selalu kuperam untukmu, 
untuk gadisku yang senyumnya adalah kelopak mayang 
dan matanya adalah tsuroya di antara lukisan Tuhan.
Safira, jika berpisah adalah cara Tuhan 
untuk mempertemukan cinta kita, aku rela, 
sekalipun perpisahan itu ‘kan membuatku lebur 
bersama butir debu yang terempas angin hingga 
tak bersisa. 
Aku rela kau meninggalkanku dalam kesunyian, 
dalam kenisbian, dalam sembahyang lilin yang akan 
meluluhlantahkan diriku pada penghambaan. 
Namun mengertilah, adakah yang lebih tabah 
dari laki-laki yang menahan rindunya 
hingga mentari menjemput pagi?





0 komentar:

Posting Komentar

X-Steel - Link Select

About this blog

Diberdayakan oleh Blogger.