Oleh:
Muhrodin “AM”*
Langit
senja berhiaskan merah saga. Tepat di tepian Serayu yang adalah tempat Rama
memamah luka, ia bergeming, bisu tanpa kata. Suara gemericik air, atau bahkan
desau angin yang sesekali menampar pipinya tak lagi mampu mengusik diamnya,
karena bagi lelaki bermata tsuroya yang kini tengah dibebat luka,
gemuruh hatinya lebih mampu membuatnya gundah, hingga ketika sampai temaram
menggagahi semesta, lukanya kian menggurita, laiknya jantera bianglala
yang dilesapkan nestapa.
Di
bawah remang rembulan setengah purnama, Rama mencoba mencari celah untuk
sekadar meredam luka yang entah di mana akan bermuara. Ia berharap, lesat
cahaya yang kini tengah menaungi alam raya akan menjadikannya sirna. Atau
setidaknya, biasnya akan menyinari bilik hatinya yang menggulita.
Namun,
lagi-lagi Rama hanya mampu merutuki bilik nisbinya. Baginya, berdo’a, adalah
cara terbaik untuk jatuh cinta. Dan setia, adalah cara paling bijaksana untuk
memerah luka.
“Maafkan
aku, Rama. Sepertinya semesta tak merestui hubungan kita,” kilahnya, ketika
Rama bersikeras agar Tania mau mempertahankan cinta yang jauh sebelumnya telah
Rama tunggu kehadirannya.
“Mengertilah,
Rama. Berpisah adalah cara Tuhan untuk mempertemukan cinta kita.” Dan lagi, kalimatnya
yang teramat sulit dimengerti harus Rama telan mentah-mentah. Hingga senja di
tepi Serayu yang menjadi saksinya, tiba-tiba mendadak bisu.
“Apa
maksudmu, Tania?” Hanya kata itulah yang mampu keluar dari mulut Rama. Mulut yang
terlanjur dibekap kepahitan tanpa ada penawarnya.
Dan
akhirnya, Tania hanya tergugu dalam pilu.
Ini
adalah malam kedua ratus empat puluh, Rama di
tepi Serayu. Sejak Tania meninggalkannya, ia masih teramat setia meski lukanya kian
menganga, dan cintanya, tak lagi mampu menemukan muaranya. []
Al-ihya ‘Ulumaddin,
27 Mei 2015*
#FF_Rabu_Grup_Es Campur
Muhrodin “AM” laki-laki penyuka senja dan
hujan. Saat ini masih nyantri di Pon-pes Al-ihya ‘Ulumaddin Kesugihan 1,
Cilacap. Bisa diakrabi melalui: e-mail: Muhrodin.am@gmail.com/ Fb.
Muhammad Amirudin.
0 komentar:
Posting Komentar