Penyihir Aksara (Malaikat Salju)

Do'a Kalimat Pena By. Muhrodin "AM"

16
November

Oleh: Muhrodin “AM”*
~**~
“Dan Janganlah kalian menjerumuskan diri kalian dengan tangan kalian sendiri     ke dalam jurang kerusakan.” (QS. Al Baqarah (2): 195)[1]

Banyak sekali alasan mengapa kita harus berpikir ulang untuk menghisap rokok yang hanya ada asap tak ber-api itu. Mengapa harus api? Bukankah sudah cukup asap dan bara sebagai pelepas ‘sakaw’ atau pun lelah yang tak cukup hanya dibayar dengan istirahat? Karena api setidaknya bisa kita ambil manfaat jika kita gunakan sebagaimana mestinya.
Kita semua mafhum, sekalipun mungkin tak pernah mau memahami dari apa dan bagaimana rokok itu dibuat? Di sini cobalah kita telisik sekali lagi. Rata-rata satu batang rokok memiliki kandungan hingga 3.000 lebih bahan kimia berbahaya. Ini adalah beberapa bahan kimia yang terkandung dalam rokok yang harus kita ketahui:
1. Nikotin
Rokok mengandung nikotin yang sangat tinggi. Zat nikotin dalam rokok berasal dari tembakau. Nikotin dapat mengakibatkan kanker serta merusak struktur DNA.
2. Benzene
Benzene merupakan petrokimia yang diipakai untuk men-dry clean pakaian. Bahkan kandungan benzene adalah karsinogen yang dapat mengakibatkan kanker darah.
3. Arsenik
Arsenik adalah logam yang bisa meracuni darah dengan mudah. Terlebih sudah banyak pekerja pabrik yang meninggal karena keracunan arsenik. Kemampuan sel untuk memperbarui diri dapat tergganggu karena akumulasi arsenik.
4. Tar
Tar yang sifatnya karsinogenik timbul ketika rokok dibakar. Tar bisa menyebabkan beraneka ragam penyakit seperti kanker, impotensi, penyakit jantung, penyakit darah, bronkitis kronik, enfisema serta gangguan kehamilan dan janin.[2]

Jika kita pernah mengatakan bahwa rokok adalah obat paling mujarab untuk menghilangkan rasa stress, dan teman paling setia yang selalu memahami kegelisahan kita. Adakah kita pernah berpikir, obat macam apakah yang ditawarkan sebatang rokok di saat kita tengah mengalami stress? Dan, teman paling setia yang seperti apakah yang kita maksudkan dari sebatang cigarette jika nyatanya... perlahan teman paling setia kita justru meruntuhkan kita secara perlahan-lahan. Menikam kita --bukan lagi dari belakang-- tapi secara terang-terangan dengan racun yang teramat mematikan. Jika nyatanya, kita masih menganggap cigarette adalah teman yang paling setia, betapa bijaksananya kita (rela) menggadaikan kesehatan demi dia yang sebenarnya adalah musuh yang benar-benar nyata.
‘Rokok Membunuhmu’; itu adalah slogan yang tertera pada bungkus rokok yang saban hari tiap batangnya kita jadikan pergantungan. Dengan rokok, segala urusan akan beres. Segala masalah akan teratasi, segala lelah akan terbayar lunas. Hanya dengan sebatang rokok. Ya, sebatang rokok yang menyimpan seribu candu hingga kita tak mampu menolaknya untuk tetap menghisapnya meski hanya dalam hitungan waktu.
Pada zona nyaman ini, apakah kita tak pernah melihat betapa sekeliling kita begitu indah. Adalah sayang jika harus terkontaminasi oleh kegetiran dan rasa frustasi orang-orang ‘sakaw’ yang akhirnya menyerah hanya dengan gulungan asap dan sebatang cigarette. Hanya karena merasa kurang PD atau belum menjadi laki-laki jika tidak merokok. Begitukah? Betapa sempit dan ababilnya kita jika ke-Pd-an dan Ke-Lelaki-an kita hanya diukur dengan sebatang rokok.
Kita hanya mengekor dari isu yang tidak ada bukti kebenarannya. Jika kita bertanya pada angin, atau pada tumbuhan dan bahkan pada udara yang begitu segar, begitu suci. Adakah bukti ilmiahnya jika rokok mampu membuat kita menjadi laki-laki seutuhnya? Atau dengan rokok kita menjadi satu tingkat lebih PD menghadapi badai apa pun daripada laki-laki perokok pasif. Tentu jawabnya adalah NOT RESPONDING. :v  :D *Tentu saja, karena mereka enggan untuk sekadar berbisik, apalagi menjawabnya. ;)
Malah bisa jadi, perokok pasif itulah yang sudah memiliki confident yang tinggi, hingga tak perlu lagi sebatang rokok untuk menjadikannya lebih lelaki. Atau bagi perokok pasif, healthy is expensive, dan sebagai bentuk rasa syukur kepada sang pemberi kesahatan, sudah sepantasnya kita menjaga karena itu jauh lebih baik daripada mengobati.
Terlepas dari perokok aktif atau pun perokok pasif, kita sama-sama memiliki persepsi untuk berspekulasi tentang bahaya dan manfaat cigarette itu sendiri, tentu dengan bukti ilmiah yang bisa kita pertanggungjawabkan keabsahannya.
Telah kita ketahui bersama, bahwa rokok adalah candu. Kerap terjadi perseteruan, meski (mungkin) hati kecil ini mengatakan merokok tidak baik untuk kesehatan, atau bahkan percaya sepenuhnya dengan slogan bahwa ‘Rokok Membunuhmu’. Tapi karena candu yang telah memperbudak, akhirnya kita abai atau bahkan pura-pura abai hingga pada tingkat itulah, hanya penyakit yang sudah terlalu akut atau bahkan hanya kematianlah yang mampu menghentikan aktivitas yang katanya adalah ritual untuk menuju Tuhan.
Berikanlah satu alasan, kawan. Mengapa kita masih tetap bertahan? Apa yang sebenarnya kita dapatkan dari sebatang cigarette yang hanya berupa asap dan bara? Hargailah orang-orang di sekeliling kita yang begitu bijaksana mensyukuri nikmat-Nya. Dengan tidak merokok, kita menjauhkan orang-orang yang kita cintai dari sang penyebab segala luka. Setidaknya berpikirlah sekali lagi, demi orang tua, demi mereka yang menyayangi kita, dan demi seseorang yang kita tak akan rela jika ia harus menanggung getahnya karena rokok telah menyakitinya... []
PPAI, 11 November 2015*
Muhrodin “AM”*
Adalah santri Pon-pes Al-Ihya ‘Ulumaddin, Kesugihan 1, Cilacap. J

0 komentar:

Posting Komentar

X-Steel - Link Select

About this blog

Diberdayakan oleh Blogger.