Oleh: Muhrodin “AM”*
~**~
“Dan Janganlah
kalian menjerumuskan diri kalian dengan tangan kalian sendiri ke dalam jurang kerusakan.” (QS. Al Baqarah
(2): 195)[1]

Kita
semua mafhum, sekalipun mungkin tak pernah mau memahami dari apa dan bagaimana
rokok itu dibuat? Di sini cobalah kita telisik sekali lagi. Rata-rata satu
batang rokok memiliki kandungan hingga 3.000 lebih bahan kimia berbahaya. Ini
adalah beberapa bahan kimia yang terkandung dalam rokok yang
harus kita ketahui:
1.
Nikotin
Rokok
mengandung nikotin yang sangat tinggi. Zat nikotin dalam rokok berasal dari
tembakau. Nikotin dapat mengakibatkan kanker serta merusak struktur DNA.
2.
Benzene
Benzene
merupakan petrokimia yang diipakai untuk men-dry clean pakaian. Bahkan
kandungan benzene adalah karsinogen yang dapat mengakibatkan kanker darah.
3.
Arsenik
Arsenik
adalah logam yang bisa meracuni darah dengan mudah. Terlebih sudah banyak
pekerja pabrik yang meninggal karena keracunan arsenik. Kemampuan sel untuk
memperbarui diri dapat tergganggu karena akumulasi arsenik.
4.
Tar
Tar
yang sifatnya karsinogenik timbul ketika rokok dibakar. Tar bisa menyebabkan
beraneka ragam penyakit seperti kanker, impotensi, penyakit jantung, penyakit
darah, bronkitis kronik, enfisema serta gangguan kehamilan dan janin.[2]
Jika
kita pernah mengatakan bahwa rokok adalah obat paling mujarab untuk
menghilangkan rasa stress, dan teman paling setia yang selalu memahami
kegelisahan kita. Adakah kita pernah berpikir, obat macam apakah yang
ditawarkan sebatang rokok di saat kita tengah mengalami stress? Dan, teman
paling setia yang seperti apakah yang kita maksudkan dari sebatang cigarette
jika nyatanya... perlahan teman paling setia kita justru meruntuhkan kita
secara perlahan-lahan. Menikam kita --bukan lagi dari belakang-- tapi secara
terang-terangan dengan racun yang teramat mematikan. Jika nyatanya, kita masih
menganggap cigarette adalah teman yang paling setia, betapa bijaksananya
kita (rela) menggadaikan kesehatan demi dia yang sebenarnya adalah musuh yang
benar-benar nyata.
‘Rokok
Membunuhmu’; itu adalah slogan yang tertera pada bungkus rokok yang saban hari
tiap batangnya kita jadikan pergantungan. Dengan rokok, segala urusan akan
beres. Segala masalah akan teratasi, segala lelah akan terbayar lunas. Hanya dengan
sebatang rokok. Ya, sebatang rokok yang menyimpan seribu candu hingga kita tak
mampu menolaknya untuk tetap menghisapnya meski hanya dalam hitungan waktu.
Pada
zona nyaman ini, apakah kita tak pernah melihat betapa sekeliling kita begitu
indah. Adalah sayang jika harus terkontaminasi oleh kegetiran dan rasa frustasi
orang-orang ‘sakaw’ yang akhirnya menyerah hanya dengan gulungan asap
dan sebatang cigarette. Hanya karena merasa kurang PD atau belum menjadi
laki-laki jika tidak merokok. Begitukah? Betapa sempit dan ababilnya kita jika
ke-Pd-an dan Ke-Lelaki-an kita hanya diukur dengan sebatang rokok.
Kita
hanya mengekor dari isu yang tidak ada bukti kebenarannya. Jika kita bertanya
pada angin, atau pada tumbuhan dan bahkan pada udara yang begitu segar, begitu
suci. Adakah bukti ilmiahnya jika rokok mampu membuat kita menjadi laki-laki
seutuhnya? Atau dengan rokok kita menjadi satu tingkat lebih PD menghadapi
badai apa pun daripada laki-laki perokok pasif. Tentu jawabnya adalah NOT RESPONDING.
:v :D *Tentu saja, karena mereka enggan
untuk sekadar berbisik, apalagi menjawabnya. ;)
Malah
bisa jadi, perokok pasif itulah yang sudah memiliki confident yang
tinggi, hingga tak perlu lagi sebatang rokok untuk menjadikannya lebih lelaki. Atau
bagi perokok pasif, healthy is expensive, dan sebagai bentuk rasa syukur
kepada sang pemberi kesahatan, sudah sepantasnya kita menjaga karena itu jauh
lebih baik daripada mengobati.
Terlepas
dari perokok aktif atau pun perokok pasif, kita sama-sama memiliki persepsi untuk
berspekulasi tentang bahaya dan manfaat cigarette itu sendiri, tentu
dengan bukti ilmiah yang bisa kita pertanggungjawabkan keabsahannya.
Telah
kita ketahui bersama, bahwa rokok adalah candu. Kerap terjadi perseteruan,
meski (mungkin) hati kecil ini mengatakan merokok tidak baik untuk kesehatan,
atau bahkan percaya sepenuhnya dengan slogan bahwa ‘Rokok Membunuhmu’. Tapi karena
candu yang telah memperbudak, akhirnya kita abai atau bahkan pura-pura abai hingga
pada tingkat itulah, hanya penyakit yang sudah terlalu akut atau bahkan hanya
kematianlah yang mampu menghentikan aktivitas yang katanya adalah ritual untuk
menuju Tuhan.
Berikanlah
satu alasan, kawan. Mengapa kita masih tetap bertahan? Apa yang sebenarnya kita
dapatkan dari sebatang cigarette yang hanya berupa asap dan bara? Hargailah
orang-orang di sekeliling kita yang begitu bijaksana mensyukuri nikmat-Nya.
Dengan tidak merokok, kita menjauhkan orang-orang yang kita cintai dari sang
penyebab segala luka. Setidaknya berpikirlah sekali lagi, demi orang tua, demi mereka
yang menyayangi kita, dan demi seseorang yang kita tak akan rela jika ia harus
menanggung getahnya karena rokok telah menyakitinya... []
PPAI, 11 November 2015*
Muhrodin “AM”*
Adalah santri Pon-pes Al-Ihya
‘Ulumaddin, Kesugihan 1, Cilacap. J
0 komentar:
Posting Komentar