Penyihir Aksara (Malaikat Salju)

Do'a Kalimat Pena By. Muhrodin "AM"

05
Mei

By. Muhrodin “AM”
***
Semua orang di jagad raya ini, pasti tak ada yang ingin hatinya terluka, atau sekedar tertekan karena sebuah perasaan yang mengganggu hati dan pikirannya, terlebih Ia,  yang mungkin belum pernah merasakan asap dari percikan api setelah nyalanya kian meraja.

Aih, apalah daya, ia terlalu lelah untuk menceritakan sepenggal kisahnya, karena sesungguhnya, hanya sakit dan kecewa yang selalu ia torehkan dalam selembar kisah hidupnya yang serasa tak berguna.
Hatinya yang memang mudah terluka serasa terkoyak, ketika rekan-rekannya selalu memojokkan dan menyalahkan segala tingkah laku dan tindakannya yang harus dan yang seharusnya ia lakukan.
Salahkah? Ia yang belum mampu untuk sepenuhnya memuliakan seseorang yang memang harus dimuliakan. Dan salahkah? Ia yang belum mampu sepenuhnya takdzim dan berlaku baik kepada beliau, hingga semuanya menyalahkan, menggunjingkan bahkan merendahkan segala tindakannya ketika harus bersama beliau dalam satu atap dan satu realita kehidupan yang sesungguhnya menjadi yang katanya ‘Mahasiswa’.
Ia benar-benar lelah memikirkan itu semua, hingga ia terus menguntai do’a, semoga suatu saat nanti, alam mampu berdamai dengannya, atau desir angin larut malam akan mengabarkan, ada sebagian sayap yang patah, sehingga ia tak mampu lagi untuk menopang hidupnya. Merasai luka yang semakin menganga, melihat semuanya yang tak pernah bisa mengerti dengan separuh keadaannya.
Ia lemah, hanya butiran debu ia mengibaratkan dirinya dalam kehidupan ini, tapi sekali lagi, siapakah di dunia ini yang hatinya ingin terluka?
“Aku tak suka, jika harus disuruh-suruh dan selalu disalahkan. Itu egonya yang mungkin telah menjadi bagian dari separuh hatinya.
“Dia itu Kyai, Seharusnya kamu menyiapkan makanan untuknya, Mencucikan pakaiannya, dan melakukan segalanya, jangan malah diam saja.
Ribuan sembilu mereka hujamkan hingga ia merasa tak kuasa menahan luka yang semakin menyayat nyinyirnya.
Andai saja mereka tahu, ia begitu tertekan dengan segala hujatan yang selalu mereka lontarkan dengan tanpa perasaan.
Mereka selalu saja mencari-cari kesalahan tanpa mereka pikirkan kekurangan mereka sendiri.
***
Pelangi itu indah. Yeah ia percaya, pelangi itu memang indah, namun apalah artinya bila biasnya hanya bertahan sepersekian menit dari banyaknya waktu yang tak lagi dapat untuk sekedar diukur dengan dinamika kehidupan kita.
Segala sesuatunya pasti akan ada hikmahnya, entah bagaimana caranya Tuhan akan menunjukan kuasanya kepada kita semua. Seperti halnya KKN ini, ia tak pernah lelah untuk terus berharap, Semoga suatu saat nanti, di mana semua jernihnya akan kembali seperti semula. Segala perihnya tak akan ada yang sia-sia.
Hingga nanti…
Ketika KKN ini mencapai puncaknya, atau setidaknya, ketika semuanya dapat terealisasikan dalam sepenggal kisahnya, ia mampu bernapas lega, tak ada lagi luka, tak ada lagi sakit dan kecewa yang singgah dalam lubuk hatinya.
Semoga…Semuanya akan berakhir bahagia…
Am_ 22. 59
Pada mata yang hampir terpejam… dan Tuhan yang terus menuntunnya dalam meramu alur cerita kehidupan… :)
***
&&&
Ia percaya, hidup itu laksana roda yang terus berputar. Semuanya pasti akan indah pada waktunya…
Kini ia mengerti, nasib teman-teman kelompok KKN yang lain. Yang senasip sepenanggungan pun, banyak yang tak lebih indah dan lebih baik darinya. Cerita yang mengalir laksana air, pengalaman yang terbias, membuatnya banyak belajar untuk tetap bersyukur dengan segala ketentuan yang telah Tuhan berikan.
Terselip rasa bersalah dalam hati kecilnya, ketika kini, semuanya baik-baik saja. Setiap manusia memang tak ‘kan pernah lepas dari yang namanya salah dan dosa, jadi tak ada lagi alasan baginya untuk menyalahkan teman-temannya, atau mungkin seharusnya ia menyalahkan dirinya? Karena tak pernah peka dengan keadaan disekitarnya, atau karena ia merasa masih terlalu belia, sehingga semuanya memang butuh waktu untuk membuatnya lebih ‘dewasa’ dalam menyikapi realita kehidupan yang sesungguhnya.
Syukur. Yeah, kata itulah yang seharusnya dari dulu ia sematkan dalam melaksanakan kewajibannya sebagai Mahasiswa. Salah satu program KKN memang untuk ‘mendewasakan diri’ bagi ia yang masih terlalu sempit dalam memaknai arti kehidupan.
Semoga rasa itu akan terus ada hingga nanti semuanya berakhir dalam kenangan indah yang selamanya tak akan pernah terlupakan. Semoga…
***
Bintang-gemintang bergelayut di batas langit malam. Pendarnya membias memancarkan cahaya kesucian. Pada malam yang kian meraja, ia merapal untaian do’a untuk kebaikan semuanya, ia hanya ingin merasakan indahnya kebersamaan dalam meretas kehidupan bersama, dan selebihnya adalah kedamaian yang sejati. Yang terpancar dari lubuk hati yang suci, agar kilaunya dapat ia temui selepas kepergiannya nanti, merajut cita-citanya, hingga ia temui kebahagiaan yang haqiqi .  
***

Cilacap, 25 Maret – 02 April 2013*

*Cerita ini telah terangkum dalam Buku Antologi FTS "Aku yang Lain #2" - Penerbit Harfeey 2013

0 komentar:

Posting Komentar

X-Steel - Link Select

About this blog

Diberdayakan oleh Blogger.