By.Muhrodin
“AM”*
***

Hana, adalah nama cinta pertamanya.
Sejak pertama kalinya Regan masuk di sekolah SMANSA Kesugihan, ia tak
pernah menyangka kalau akhirnya akan bertemu dengan wanita yang rupawan seperti
bidadari taman syurga.
Ya, mereka dipertemukan pertama
kalinya sewaktu Masa Orientasi
Siswa. Kakak-kakak
panitia telah menghukum mereka berdua karena ulahnya yang tak mau membawa jenis
makanan empat sehat lima sempurna.
Senyum malu-malu, kesan pertama saat
mereka disuruh duet membawakan lagu ‘Cinta kita’ nya Shireen sungkar Feat
Tengku Wisnu. Namun selanjutnya, Regan harus berterimakasih kepada panitia
MOS yang telah menghukumnya, karena berawal dari itu semua, cinta itu tumbuh
bersemi dalam lubuk hati yang suci.
“Aku mencintaimu, Hana.” Regan berkata tanpa
tedeng aling-aling saat mereka sedang bersama di bawah pohon ceri
taman samping sekolah. “ Hmmm… kamu bercanda ya?” Sambil sesekali Hana
membolak-balik Novel
yang dipegangnya, ia menanggapi kata-kata regan dengan tanpa penasaran.
“Aku
serius, Hana. Aku benar-benar mencintaimu.” Kali ini kata-kata Regan mampu
membuat Hana berpaling dari Novelnya.
Dilihatnya lekat wajah Regan, dicari celah kebohongan dalam sorot mata
indahnya, namun yang ada justru keteduhan karena kejujuran kata-katanya. Hingga
membuat Hana sepersekian detik terpana tak percaya.
“Kok
malah bengong, gimana? Kamu mau nggak jadi pacarku? Hehe…” suasana kembali
cair, karena Regan tahu, Hana mulai terbawa perasaan.
***
Mata pelajaran Bahasa Indonesia baru saja usai,
namun Regan tak hendak keluar kelas seperti biasanya, menemani Hana di taman samping sekolah
menghabiskan waktu istirahatnya untuk membaca Novel atau sekedar bercanda tawa.
Setelah duduk di bangkunya,
sebelum pelajaran dimulai, Regan telah menemukan lipatan kertas berwarna biru
muda dengan bunga-bunga yang menghiasi bagian tengahnya. Ia begitu penasaran
dengan isi kertas itu, sampai-sampai ia rela tak keluar kelas meski sebenarnya
Regan adalah orang yang anti duduk berlama-lama di kelas jika memang tak
sedang pelajaran.
Dilihat dari gaya tulisannya, ia yakin kalau itu
bukan tulisan Hana. Tapi siapa? Regan sedikit mengerutkan dahinya, saat kata
pertama yang dibacanya ditujukan untuk dirinya…
Dear : Regan, Sang Pangeranku…
Adakah cinta seindah bintang di angkasa? yang
kerlipnya menghiasi istana langit? Ingin kuterbang ke pulau kahyangan,
bersamamu menuju kerajaan bintang yang penuh kebahagiaan…
Cintamu adalah candu untuk diriku, bersamamu
adalah anganku yang selalu kurindu. Pangeranku, tiap kali kulihat senyum di bibirmu, serta hitam
bola matamu, inginku bersamamu merajut kisah dalam untaian cinta. Tapi, apalah
daya, menyapamu aku tak bisa, bukan aku tak sanggup, namun, aku bukanlah bunga
dengan segala aroma yang mampu membuatmu terlena. Hanya anganku yang terus
mengembara mencari setitik kasih dan cinta hingga nanti ‘kan kutemukan di mana cintaku akan
bermuara. Semoga kamu pun merasakan hal yang sama seperti cinta ini yang
kupersembahkan hanya untukmu selamanya.”
Pengagum Rahasiamu
J.
Secepat kilat Regan melipat kertas biru itu tak
beraturan. Dilihatnya sekeliling kelas, takut-takut kalau ada seseorang yang
melihat tingkahnya. Degup jantungnya terasa begitu kencang. Ia bingung,
siapakah sebenarnya yang menulis surat itu? Membuat angannya ikut
mengembara bersama resahnya yang tak kunjung reda…
Usai istirahat, di dalam kelas Regan
banyak diam, bukan karena ia memperhatikan pelajaran, tapi lebih karena ia
masih memikirkan surat biru yang tak bertuan. Hingga pulang sekolah ia masih
tetap bisu, meski beberapa kali Hana mengajaknya bicara, namun Regan hanya
menjawab dengan isyarat sebagai bahasanya.
***
Seminggu berlalu, Regan sudah melupakan surat
misterius itu. Hari-harinya kini penuh warna dan pesona. Hana yang selama ini
menjadi wanita impiannya, telah menjadi belahan jiwanya. Hana dan Regan kini
resmi ’pacaran’.
Disaat mereka sedang berdua di bawah pohon ceri
taman sekolah, di balik
jendela kelas, ada sepasang mata yang berkaca-kaca. Ia menahan luka yang
mendera karena rasa cinta dalam diamnya membuat ia semakin tersiksa.
Regan tak pernah menyadarinya. Segalanya memang atas
kehendak-Nya, Hingga suatu ketika, Hana meminta Regan untuk datang kerumahnya
dan memutuskannya begitu saja.
Akhirnya ia tahu, di atas dua hati yang
mengikat tali cinta, ada satu hati yang terluka. Jenny, teman se bangku Hana, tak
pernah disangkanya ternyata telah lama memendam rasa kepada Regan, bahkan
jauh-jauh hari sebelum Hana mengikrarkan rasa cintanya…
&&&
Al-ihya’Ulumaddin, 12 Feb. 2013*
*Cerita ini telah terangkum dalam Buku Antologi Cerpen "Cerit SMA #2" - Penerbit Harfeey 2013
0 komentar:
Posting Komentar