~**~
Judul : Kupersembahkan Cintaku
“Meski aku
tak sesempurna yang engkau impikan...”
Penulis : Anung D’Lizta, Mulyoto M, Ade
Ubaidil, Rere Zivago, Rusdi El Umar, Nenny Makmun, Nasta’in Achmad Attabani,
Welly Eka S, Syefrianidar
Editor : Anung D’Lizta
Penerbit : 2A Dream Publishing
Tahun Terbit : 2014, Maret
Tebal Buku : 146 Halaman, 13x19cm
Sinopsis:
Diam. Beku.
Terlebih Delizta. Dia menahan hening di kedua bola matanya. Pasti sakit setelah
mengetahuinya. Delizta tidak menyahut lagi. Dia pergi dengan sesal dan air
mata. Pasti dua wanita itu sedang menyalami hati masing-masing. Aku tahu
Delizta cukup dekat dengan... [Terang – Anung D’Lizta]
Tapi, tiap
kali teriakan-teriakan itu berubah menjadi keluhan, aku segera menepis
perasaanku dan kembali untuk mencoba tegar. Ya, aku ingin menjadi lelaki
tangguh yang pantang mengeluh. [Impian Berbalut Cinta – Mulyoto M.]
“Subhanallah, kakiku
gemetar nih, Yan. Sayang aku tidak mampu melihat foto itu. Pantas sejak tadi
aku merasakan kehadirannya, Yan. Aku benar-benar tidak menyangka, Yan. Impianku
dengan...” [Majid dan Lelaki Itu – Ade Ubaidil]
Air mataku
mulai mengucur deras, aku terisak. Ya Allah, tolonglah selamatkan Bapak...
Seperti
kaleidoskop beberapa peristiwa di layar televisi pada akhir tahun, aku
mengingat dengan jelas percakapan terakhirku dengan Bapak. [Wing Of A Dream
– Rere Zivago]
Sayap Mimpi
yang Menginspirasi
Kehadiran Cerpen
Dream Award yang ditulis oleh 9 penulis hebat ini tampaknya bisa menjadi
penawar kerinduan terhadap kumpulan cerpen berkualitas, dan lebih dari itu,
Antologi cerpen yang berjudul ‘Kupersembahkan Cintaku’ ini begitu mampu
menyulut percikan api semangat dalam mengarungi samudera kehidupan.
“Terang”, sebuah
cerpen yang ditulis oleh seorang wanita bermata do’a; Anung D’Lizta,
adalah cerita yang sangat asyik dan menarik untuk ditelisik. Cerpen ini
mengisahkan seorang wanita yang memiliki hati berbalut kasih-sayang dan
cintaNya. Wanita yang sikap dewasanya mampu melawan cabikan kerasnya tangan
dunia; wanita yang begitu tegar
menghadapi terpaan badai sasmita. Adalah Kenangi, yang melahirkan seorang anak
dari ayah sahabatnya yang dalam diam mencintainya.
Selain
cerpen karya Anung D’Lizta tersebut, karya Mulyoto M. Yang berjudul “Impian
Berbalut Do’a” juga tak kalah keren. Cerpen ini berkisah tentang seorang
penjual bakso dorong di Alun-alun Kota. Dengan semangatnya yang penuh, akhirnya
Zai, yang dalam harapnya menjadi lelaki tangguh yang pantang mengeluh
bisa melewati masa-masa sulit yang sempat menghalang-rintangi hubungannya
dengan kekasihnya, Nisa. Kisah ini sungguh romantis dan amat menggigit!
‘Kehadiran
lelaki itu setidaknya menyembuhkan luka dan menggantikan sepi yang selama ini
selalu menemani kesendiriannya.’ –Kutipan Cerpen Ade Ubaidil yang
berjudul “Majid dan Lelaki Itu” hal. 55.
Ada haru dan
binar bahagia ketika Majid --seorang bocah kecil dengan seperangkat alat
semirnya-- diajari bermain gitar oleh Lelaki yang menemuinya di bawah lampu
jalanan. Ia yang memiliki mimpi
sederhana; bisa bersenandung bersama dengan penyanyi idolanya, tak
pernah menyangka, bahwa Lelaki yang menemaninya di taman senja dan yang
mengajarinya bermain gitar itu adalah Bang Iwan Fals, yang tak lain adalah sang
penyanyi faforitnya. Sebuah cerita yang cerdas dan fantastis.
Antara
cita-cita dan cinta. Sebuah kisah yang tertuang dalam cerpen “Wing Of A
Dream” rajutan Rere Zivago, di sinilah cinta dan cita-cita Ratna
dipertaruhkan. Impiannya menjadi Dokter hampir pupus dan tenggelam karena
sebuah keinginan untuk menikah dengan seorang laki-laki impian yang ternyata
hanya laki-laki pecundang.
Quote
Puspitasari di halaman 84, Impian itu seperti sayap, dia akan membawamu pergi
ke berbagai tempat. Akhirnya, Ratna --si tokoh utama-- melepas laki-laki
(bukan) impiannya, dan mengejar mimpinya demi membahagiakan ke dua orangtuanya.
Temukan quote-quote indah di dalamnya.
Demikian
pula, cerpen-cerpen lainnya yang terangkum dalam buku “Kupersembahkan
Cintaku”, Kumpulan Cerpen Dream
Award pilihan 2A Dream Publishing, tak kalah apik dan menarik. Hingga
setelah mengkhatamkan bukunya, tak hanya pengalaman inspiratif serta semangat
menggapai impian yang didapatkan, melainkan juga taburan hikmah bak mutiara di dasar
laut karam sehingga kita akan membangun tekad untuk menjadi insan yang lebih
baik di mata Tuhan. J
Jangan puas
hanya menjadi sang pemimpi, tapi berdo’a dan berusalah agar impian-impianmu
menjadi kenyataan.
Akhirnya;
Kupersembahkan Cintaku. “Meski aku tak sesempurna yang engkau impikan...”
~**~
Salam Pena!
Muhrodin
“AM”
Penjara
Suci, 25 Juli 2014*
0 komentar:
Posting Komentar