Penyihir Aksara (Malaikat Salju)

Do'a Kalimat Pena By. Muhrodin "AM"

02
Agustus

By. Muhrodin “AM”*
~**~
            Yaa robbana dzholamna angfusana wa illam taghfirlana watarhamna lanakuu nanna minal khosirin...

            Usai sudah latihan khataman al-Qur’an binnadzri dan Juz ‘amma bilkhifdzi. Sudah H-7 Haul[1] KH. Badawi Chanafi dan Ultah Pon-pes Al-ihya ‘Ulumaddin, namun al-Qur’anku belum juga khatam. Jujur, aku tidak tahu harus mulai dari mana? Aku sudah berhenti sejak setahun lalu ketika aku KKN, dan baru kali ini keinginan itu kembali menggebu; aku ingin ikut khataman.
            Bukan tanpa alasan aku belum mulai setoran al-Qur’an (lagi), kawan, selain karena belum hafal juz 30, juga karena tak ada sedikit keberanian untuk sowan[2] kepada ustadz yang menjadi guru setoranku. Dan kini, lagi-lagi aku alpa.
            “Jangan sampai ketika malam khataman, kalian belum khatam al-Qur’annya, karena itu sama saja kalian membohongi ribuan jama’ah yang hadir di acara Haul Masyayikh[3] nanti.”
            Kata-kata ustadz Faishal selaku pengampu khataman al-Qur’an kami masih terngiang jelas di telingaku. Aku takut jika hal itu akan terjadi pada diriku, meski tak kudustakan setiap nikmat yang telah Tuhan berikan; jujur, ini adalah rencana khatamanku yang ke empat kalinya. Karena kecintaanku terhadap al-Qur’anlah, aku ingin ikut khataman (lagi), lagi, dan lagi.
            Dan alhamdulillah, atas kuasaNya, pada hari ke dua sebelum acara Haul berlangsung, aku bisa mengkhatamkan al-Qur’anku. Sungguh, bahagia itu menguasai segenap hati dan jiwaku. Meski saat itu aku menjadi koordinator kesehatan di panitia Haul dan Ultah pesantren, yang satu minggu sebelum acara berlangsung sudah harus menyiapkan banyak hal, Juga harus wawancara dan sowan-sowan ke sana ke mari untuk mengumpulkan data dan naskah majalah yang diagendakan terbit untuk edisi Haul, namun aku tak melalaikan kewajiban dan tanggung jawabku sebagai santri yang ingin mengikuti khataman; bersungguh-sungguh dan terus bersabar untuk mencapai kesuksesan.
            Malam di mana menjadi malam istimewa bagi santri-santri yang ikut khataman, aku merasakan sisi kedamaian dan kebagaiaan yang selama ini kudambakan.
Maka, nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?[4]
Akhirnya, Di saat-saat seperti inilah aku harus banyak bersyukur karena bisa melakukan yang seharusnya aku lakukan, menanam kebaikan dan meretas keridhoan Tuhan lewat ayat-ayat keagungan.

PPAI, 05 Juli 2014 / 06 Ramadhan 1435




[1] Peringatan wafatnya seorang ulama
[2] Sama dengan berSilaturahim
[3] Pendiri Pondok-pesantren


[4] Al-Qur’an surah Ar-rahman ayat 13

0 komentar:

Posting Komentar

X-Steel - Link Select

About this blog

Diberdayakan oleh Blogger.